Sabtu, 23 Desember 2023

 




PENTINGNYA MEMPERDALAM LITERASI DALAM KEHIDUPAN SOSIAL DI ERA DIGITAL

By : Saskia Fitri

Pendahuluan

Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis, namun literasi bukan hanya sekadar keterampilan membaca dan menulis, literasi juga mencakup pemahaman yang mendalam terhadap informasi, kemampuan berpikir kritis, dan kecakapan dalam menggunakan teknologi. Literasi manusia merupakan kunci utama untuk memahami, menginterpretasikan, dan untuk membuka pintu pengetahuan dalam dunia yang semakin kompleks ini. Di era yang terus berkembang ini, keahlian membaca, menulis, dan memahami informasi telah meluas dari literasi manusia ke literasi digital dan literasi sosial. Literasi manusia, yang awalnya fokus pada kemampuan membaca dan menulis, kini juga mencakup kemampuan dalam mengolah informasi dari dunia digital dan memahami dinamika sosial di masyarakat yang semakin terhubung secara online juga melibatkan keterampilan dalam mengonsumsi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang bertebaran melalui berbagai media. Literasi manusia juga menjadi landasan yang kuat dalam pengembangan literasi digital dan literasi sosial.

Literasi digital juga menjadi semakin penting di era di mana teknologi informasi dan komunikasi memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Literasi digital tidak hanya berkaitan dengan kemampuan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga melibatkan pemahaman yang mendalam tentang informasi digital, keamanan daring, dan kemampuan untuk berpartisipasi secara bijak di dunia digital yang terus berkembang. Pada abad ke-21 ini, era digital telah mengubah lanskap global secara signifikan. Dalam beberapa dekade terakhir, kita telah menyaksikan transformasi perubahan yang begitu cepat dalam hal teknologi informasi dan komunikasi. Menurut laporan Digital 2021 yang diterbitkan oleh Hootsuite dan We Are Social, lebih dari 5,2 miliar orang di seluruh dunia menggunakan ponsel seluler, dan lebih dari 4,6 miliar orang menggunakan internet pada tahun 2021. Literasi digital mencakup lebih dari sekadar penggunaan teknologi. Ini adalah kemampuan untuk menavigasi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dari platform digital dengan bijak. Dalam konteks era yang semakin terhubung ini, literasi digital menjadi kunci untuk memahami informasi yang disajikan secara online, mengidentifikasi sumber yang kredibel, dan menggunakan teknologi dengan efektif untuk tujuan pendidikan, pekerjaan, dan interaksi sosial.

Literasi sosial melibatkan beberapa dimensi, termasuk kemampuan membaca situasi sosial, keterampilan interpersonal, cara individu berinteraksi, berkolaborasi, dan pemahaman tentang norma dan nilai-nilai yang mengatur perilaku masyarakat. Kemampuan untuk membaca dan memahami dinamika sosial, mengenali sumber daya manusia, serta berpartisipasi secara efektif dalam berbagai konteks sosial merupakan inti dari literasi sosial. Individu yang melek literasi sosial dapat membaca sinyal sosial, mengatasi konflik interpersonal, dan beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan sosial mereka. Literasi sosial tidak hanya sekadar interaksi fisik, literasi sosial juga mencakup kemampuan berinteraksi secara online dan memahami budaya digital.

 

Pembahasan

Dengan meningkatnya kompleksitas informasi yang kita hadapi, literasi manusia menjadi hal dasar untuk kemajuan pribadi dan perkembangan sosial. Kemampuan untuk membaca dan memahami dinamika sosial, mengenali sumber daya manusia, serta berpartisipasi secara efektif dalam berbagai konteks sosial merupakan inti dari literasi sosial. Literasi sosial memainkan peran penting dalam cara individu berinteraksi, berkolaborasi, dan memahami norma sosial dalam masyarakat. Tidak hanya interaksi fisik, literasi sosial juga mencakup kemampuan berinteraksi secara online dan memahami budaya digital. Hal ini tidak hanya mencakup kemampuan berkomunikasi secara efektif, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang struktur sosial, budaya, dan keterlibatan aktif dalam kehidupan masyarakat. Ini penting sebagai pondasi dasar dan perlu sekali untuk membangun hubungan yang sehat, memahami perbedaan, dan berpartisipasi secara positif dalam perubahan sosial.

Dengan memiliki pemahaman yang mendalam tentang literasi sosial membantu individu untuk membentuk hubungan antarmanusia yang kuat dan positif seperti kemampuan untuk memahami emosi, mengenali kebutuhan dan keinginan orang lain, serta berkomunikasi dengan empati menjadi landasan bagi hubungan antarindividu yang sehat sehingga membantu mengurangi konflik. Jika individu tidak memahami literasi dengan baik dan mendalam, maka yang terjadi adalah mereka akan menutup diri dan pikiran mereka dari perbedaan antarmanusia dan orang-orang yang ingin mereka terima hanyalah orang-orang yang seragam dengan mereka, seperti seragam pemikirannya, gaya hidupnya, budaya nya dan akan berpikir bahwa kehidupan yang baik adalah kehidupan yang seragam dengan mereka. Dengan memahami literasi manusia individu akan lebih membuka pikiran dan membuka diri terhadap perbedaan sosial dan budaya serta membuat ketika kita melihat suatu perbedaan sebagai suatu hal yang unik dan mampu melihat keindahan dari perbedaan.

Masyarakat yang memiliki tingkat literasi manusia yang tinggi cenderung lebih dinamis dan inklusif atau mudah menyesuaikan diri dan mampu memosisikan diri dalam posisi yang sama dengan orang lain atau kelompok lain yang ada di sekitarnya, membuat orang tersebut berusaha memahami perspektif orang lain atau kelompok lain dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada. Orang yang memahami literasi sosial dengan baik akan berhati-hati dalam bertutur kata dan berusa memilah kata yang tidak menyinggung perasaan individu lain, terutama ketika berinteraksi dengan orang-orang dari komunitas yang berbeda atau ketika mendatangi suatu tempat yang berbeda dari orang-orang dari komunitasnya. Dengan ini maka orang dengan literasi yang baik mampu menyelesaikan masalah dengan bijak dengan tidak mengedepankan emosi yang buruk melainkan memikirkan emosi atau perasaan lawan bicaranya. Literasi juga menciptakan fondasi bagi perkembangan ekonomi, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan mendukung pembangunan sosial secara menyeluruh. Individu yang melek literasi cenderung lebih mampu beradaptasi dengan perubahan, membuat keputusan berdasarkan informasi yang tepat, dan berkontribusi pada kemajuan kolektif.

 

Dapat kita lihat dari kehidupan nyata pada suatu komunitas, seperti masyarakat yang ada di desa mana mereka hidup dengan mayoritas orang-orang yang homogen yaitu orang-orang dengan bahasa yang sama, suku yang sama, agama yang sama, jalan hidup atau pilihan hidup yang seragam. Umumnya mereka akan sulit menerima kehidupan yang berbeda, seperti budaya yang berbeda, ras yang berbeda, gaya hidup yang berbeda apatah lagi jalan hidup yang berbeda. Jika tidak seragam maka akan dianggap memiliki kehidupan yang tidak lengkap atau nyaris tidak sempurna. Seperti jika sudah mencapai usia tertentu ada target usia yang mereka ekspektasikan untuk menyeragamkan usia pernikahan, usia mempunyai anak, memilih pekerjaan, dsb. Padahal seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk yang kompleks, dengan pemikiran yang berbeda yang dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan yang berbeda. Sehingga kita tidak bisa mengekspektasikan semua manusia itu harus seragam baik segi fisik maupun pilihan hidup masing-masing individu. Berbeda dengan masyarakat yang ada di kota yang mungkin juga disebabkan oleh masyarakat urban yang berasal dari berbagai latar belakang sehingga masyarakatnya lebih beragam baik dari segi budaya, agama, latar belakang keluarga membuat masyarakat di kota lebih modern dan literasi nya lebih luas dan membebaskan individu menjadi diri mereka sendiri dan memilih jalan hidup nya sendiri.

 

Namun, tidak berarti semua masyarakat yang tinggal di desa memiliki literasi manusia yang rendah, ditambah dengan berkembangnya era digital dimana teknologi dan media sosial mudah dijangkau, masyarakat yang berasal dari masyarakat yang homogen yang mampu memanfaatkan era digital ini untuk hal yang positif seperti untuk menambah wawasan, mereka mulai membuka diri dan membuka pemikiran dan menyadari bahwa kehidupan masing-masing individu itu berbeda-beda dan tidak harus seragam.

Literasi digital dapat meningkatkan keterlibatan kita dalam mengenal berbagai kehidupan. Dengan aktif di media social memperluas relasi kita dengan orang-orang dari berbagai negara, ras, agama, latar belakang, dsb sehingga membuat kita lebih melek terhadap perbedaan masing-masing manusia. Baik itu terhubung atau berkomunikasi dengan teman online maupun hanya dengan mengamati media sosial ataupun internet untuk melihat orang-orang yang berbeda.

Literasi digital juga berguna untuk pendidikan dan memberi peluang kesempatan, hal ini dikarenakan literasi digital merupakan landasan penting dalam pendidikan modern. Keterampilan dalam menggunakan teknologi memungkinkan akses terhadap sumber daya pendidikan yang luas, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan membuka kesempatan bagi pembelajaran seumur hidup. Seperti hal nya dengan melek digital banyak yang mendapatkan informasi maupun beasiswa untuk belajar ke luar negeri maupun ke luar kota. Dengan melek literasi sosial juga memudahkan akses kita untuk menambah wawasan dari pendidikan yang sedang dijalani.

Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan menggunakan alat digital dengan efisien menjadi kunci dalam kesuksesan pribadi dan profesional. Literasi digital memungkinkan individu untuk memperoleh dan memproses informasi dengan cepat, berkomunikasi secara efektif melalui media sosial dan platform digital, serta mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan masa depan.

Kemampuan literasi digital tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga dalam konteks global dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Dengan perkembangan teknologi dan media sosial, literasi sosial juga mencakup pemahaman tentang dinamika online. Mengatasi disinformasi, memahami etika digital, dan berpartisipasi secara positif dalam ruang digital merupakan tantangan baru yang dihadapi oleh individu dalam meningkatkan literasi sosial mereka. Meskipun literasi digital memiliki dampak positif, tetap terdapat adanya tantangan-tantangan seperti akses terbatas ke teknologi, kesenjangan digital, dan risiko keamanan daring

Dalam penggunaan teknologi digital akan terdapat beberapa dampak negatif jika tidak memiliki literasi yang baik yaitu bisa menyebabkan pertikaian online, menghina atau mencela orang di internet, atau juga menjadi pelaku penyebar kebohongan atau hoax, juga menjadi pelaku penipuan atau hal lainnya yang menyebabkan kerugian pada orang lain baik kerugian secara mental, pikiran maupun kerugian secara materi

Terdapat beberapa tantangan dalam meningkatkan literasi digital,di antaranya :

1  1. Aksesibilitas dan Keterbatasan Sumber Daya: yaitu maksudnya masih ada kesenjangan akses terhadap teknologi dan internet di berbagai belahan dunia, yang menjadi hambatan utama dalam meningkatkan literasi digital. Meski pun internet sudah menyebar ke seluruh dunia, namun masih ada wilayah wilayah yang masih kesulitan dalam mendapatkan akses internet.

2. Informasi yang Tidak Akurat atau Hoaks: yaitu maksudnya masih banyak orang-orang mudah memercayai informasi hoax atau informasi yang tidak akurat yang mana sebnarnya sangat diharapkan dalam menggunakan media sosial masyarakat memiliki kemampuan dalam memilah informasi yang akurat dari yang tidak akurat karena itu sangat penting dalam literasi digital. Tantangan ini semakin kompleks dengan penyebaran informasi palsu atau hoaks di dunia digital.

 

Untuk meningkatkan literasi digital melibatkan upaya kerja sama dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta untuk memastikan bahwa semua individu memiliki akses dan pengetahuan yang cukup untuk berpartisipasi dalam dunia digital.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, ada beberapa strategi yang bisa diambil: 

1. Pendidikan Formal dan Program Pelatihan: Institusi pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi digital dengan mengintegrasikan keterampilan digital ke dalam kurikulum. 

2. Kerja sama dengan Industri dan Pemerintah: Kerjasama antara sektor publik dan swasta dapat menciptakan inisiatif untuk memperluas akses terhadap teknologi dan menyediakan pelatihan literasi digital.

    3. Kampanye Kesadaran Publik: melakukan inisiatif untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya literasi digital serta cara untuk memilah informasi yang akurat dari yang tidak akurat.

 

Penting untuk mendorong kesadaran akan etika digital dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi. Hal ini mencakup perilaku yang aman dan etis dalam berkomunikasi online, serta pemahaman tentang pentingnya melindungi privasi dan menghormati hak kekayaan intelektual.

 

Literasi sosial membentuk kerangka keterampilan yang penting dalam dunia yang semakin terhubung secara digital. Ini tidak hanya mempertimbangkan interaksi manusia secara fisik tetapi juga interaksi dalam ruang digital yang terus berkembang.

1.   1. Pemahaman Norma Sosial: Literasi sosial melibatkan pemahaman mendalam tentang norma, nilai, dan aturan yang berlaku dalam interaksi sosial. Dalam dunia digital, ini mencakup etika dalam berkomunikasi, privasi, serta tanggung jawab dalam interaksi online.

 

2.  2. Identitas Digital dan Keseimbangan Online-Offline: Literasi sosial membentuk identitas digital seseorang dan memengaruhi cara individu membagi waktu antara interaksi online dan kehidupan offline. Ini melibatkan kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan yang sehat antara keduanya.

 

4  3. Kemampuan Berkolaborasi dan Berbagi: Kemampuan untuk berkolaborasi secara efektif, berbagi informasi, dan berpartisipasi dalam komunitas online adalah aspek kunci dari literasi sosial. Ini mencakup kemampuan membangun hubungan yang sehat dan produktif dalam lingkungan digital.

 

5. 4. Kritis dalam Menanggapi Konten Sosial: Literasi sosial juga memerlukan kemampuan untuk menilai konten sosial dengan bijak, memahami perspektif yang berbeda, dan merespons dengan cara yang mempromosikan dialog yang konstruktif.

        Integrasi literasi sosial dalam literasi manusia dan digital adalah penting. Literasi sosial membantu individu memahami dan berpartisipasi dalam dunia yang semakin terkoneksi dan memastikan bahwa interaksi online mereka sejalan dengan norma sosial yang positif dan produktif.

Dengan demikian, pemahaman tentang literasi sosial menjadi kunci dalam membangun individu yang dapat beradaptasi dengan baik dalam era digital ini, menjaga hubungan yang sehat, dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat yang semakin terhubung.

 

Kesimpulan

 

Keterkaitan yang kompleks antara literasi manusia, literasi digital, dan literasi sosial menciptakan kerangka yang luas dalam pembentukan individu modern. Literasi manusia, yang membawa kemampuan membaca, menulis, dan memahami informasi, menjadi pijakan fundamental bagi pengembangan literasi digital yang memungkinkan navigasi yang cerdas dalam ranah teknologi. Sementara literasi sosial memainkan peran kunci dalam membentuk identitas digital, mengarahkan interaksi online, dan memengaruhi cara individu berkolaborasi serta memahami dinamika masyarakat dalam era digital ini.

Ketiga literasi ini saling terkait dan saling memperkuat; literasi manusia memperkaya literasi digital dengan wawasan yang mendalam, sedangkan literasi sosial memengaruhi cara individu menggunakan teknologi dan berinteraksi secara online. Gabungan ketiganya menciptakan individu yang memiliki kepekaan terhadap informasi, mampu menggunakan teknologi dengan kesadaran, dan memiliki kemampuan adaptasi sosial yang kuat dalam masyarakat yang semakin terhubung secara global.

Integrasi holistik ketiga literasi ini bukan hanya menjadi landasan pendidikan yang inklusif, tetapi juga menawarkan visi bagi individu yang terampil, adaptif, dan mampu berkontribusi secara signifikan dalam menghadapi perubahan dan tuntutan kompleks dalam masyarakat global yang terus berkembang. Dengan memahami keterkaitan ketiganya, kita dapat membangun fondasi yang kokoh bagi pembelajaran yang menyeluruh dan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam era yang semakin terhubung ini.

 


Daftar Pustaka (Dapus)

  1. Jones, A., & Fox, K. (2020). "Social Literacy in the Digital Age." New York: Routledge.
  2. Smith, J. (2019). "Understanding Social Norms in Digital Spaces." Journal of Online Behavior, 15(2), 78-91.
  3. White, L., & Brown, R. (2018). "Digital Identity: Balancing Online and Offline Presence." Cambridge University Press.

Sabtu, 11 Agustus 2018

Terkadang orang suka sekali menilai orang lain secara visualnya. Padahal visual banyak menipu. Kita diam, kadang dikira kita bego, nggak tahu apa apa. Seolah olah kita ini orang bego yg nggak punya perasaan. Ketika mereka menyindir kita dengan istilah dari apa yang mereka lihat dari visualnya kita, mereka pikir kita tidak paham, padahal itu membuat kita terus kepikiran.

Ketika kita mengamati sesuatu hal yg ada di sekitar kita, kadang kita pun diam tapi otak kita diam2 terus berpikir. Dalam diamnya kita, kita pun terus dikira bego. Padahal kita hanya tidak ingin berkomentar bukan karna kita tidak punya sudut pandang, kita hanya tidak ingin menjadi orang yg sok tau atas situasi tersebut. Kita menilai dalam hati, kita punya sudut pandang dalam otak kita sendiri. Kita tidak ingin langsung mengutarakannya karna kita masih berpikiran apakah yg kita pikirkan ini benar atau salah. Dan kita juga tidak ingin langsung menyampaikan sudut pandang kita karna kita ingin menjaga perasaan org lain. Dan kita pun malas langsung menyampaikan sudut pandang kita karena kadang kita merasa si orang itu bukan lah orang yg sepemikiran dengan kita, tidak sepemikiran sebenarnya bukan terlalu masalah, yg lebih masalah dia benar2 bukan org yang paham namun tidak ingin menerima perbedaan pendapat.

Kamis, 27 April 2017

Flashback / Sedih Ditinggalin

Hari ini tepat tanggal 27 April. Hari dimana aku ditinggalkan untuk selama-lamanya oleh seorang lelaki/pria yang paling aku sayang, laki-laki  yang pernah hadir dalam hidupku mengisi hari-hariku dan merangkai bingkisan kalbu (kok malah kayak lirik lagu begini ya). Dia adalah laki-laki pertama yang membuat aku jatuh cinta dan dia juga laki-laki pertama yang aku cintai yang meninggalkan aku.

Dia adalah ayahku, 8 tahun sudah dia meninggalkan aku dan kami semua. Dia adalah ayah terbaik di hidupku. Dia mengajarkan aku banyak hal, dia menjawab banyak pertanyaan-pertanyaan konyolku, walaupun ada pertanyaan yang dia belum bisa jawab dia nggak pernah memarahiku untuk menyuruh aku diam dan nggak pernah ngatain aku bawel ataupun cerewet. Dia tetap sabar dengan pertanyaanku itu dan menjawabku dengan baik. Aku nggak pernah takut kalo harus banyak bertanya sama ayah.

Ayah sabar tapi bukan berarti ayah nggak pernah marah. Tapi semarah apapun ayah, ayah nggak pernah mengeluarkan kata kasar padaku. Semarah apapun ayah, ayah nggak pernah menggunakan fisiknya untuk melukai fisikku. Dicubit, dipukul, ditendang, ditampar, dll nya nggak pernah sekalipun aku rasain dari ayah.

Aku nggak tau apa ayah juga kek gini  ke saudara-saudaraku yang lain (abang, uda, kakak). Karena aku nggak pernah nanya ke mereka.

Tapi gimanapun sikap ayah ke mereka i don't care.

Karena yang aku tau, dan buat aku ayah adalah ayah yang cerdas,ayah yang sabar, dan bukan tipe ayah yang kasar. Ayahku tetap ayah yang terbaik.

Walaupun ayah udah pergi jauh banget, tapi ayah tetap ada dihatiku, walaupun ayah udah meninggal, ayah tetap hidup dihatiku bersama kenangan-kenangan kita dulu. Dan rasanya kenangan bersama ayah kayak memang baru banget terjadi dari semenjak ingatan aku berfungsi itu rasanya benar-benar baru banget aku bersama ayah. Semoga Allah memberiku ingatan yang kuat agar aku bisa selalu ingat kenangan bersama ayah.

Yang jelas aku sayang banget banget banget sama ayah walau ayah ada maupun tiada.

Kalau flashback ke masa 8 tahun silam benar-benar aku nggak bisa nyangka aku bisa setegar sekarang. Dimana waktu itu aku lebih sering nangis, walaupun sesekali aku masih bisa tertawa, tapi tetap aja aku lebih sering nangis. Seminggu pertama ayah ninggalin kami semua hampir setiap hari aku pernah nangis baik dihadapan orang banyak ataupun saat lagi sendirian, minggu-minggu berikutnya masih tetap nangis walaupun nggak setiap hari. setelah beberapa bulan masih nangis tapi agak jarang walaupun masing cengeng tapi setidaknya udah nggak kayak minggu-minggu awal ditinggalin.

Waktu baru-baru banget ayah ninggalin aku hari-hari aku tu terasa kelam. Hidup aku tu benar-benar kayak gelap. Semangat hidup aku juga berkurang. Hilang semangat istilahnya

Waktu ayah baru meninggal, awal-awal mungkin rumah rame karena semua saudara kandungku pulang ke rumah dan juga banyak keluarga ayah maupun ibu di rumah, tapi setelah mereka semua kembali ke rumah mereka masing-masing, rumahku terasa banget sepinya. Biasanya walaupun di rumah nggak rame cuma ada ayah, ibu ,dan aku (karena semua saudara kandungku sudah remaja dan hampir dewasa waktu aku lahir) rumah tetap terasa berisi dan terasa rame. Tapi setelah ayah pergi rumah benar-benar kayak kosong dan sepi. Dan aku selalu ingin di rumah ada orang lain selain aku dan ibu.

Awal-awal emang masih belum terbiasa tinggal berdua, aku kayak gamang gitu di rumah. Pada waktu tidur siang, kalo ibu udah tidur, tapi akunya nggak bisa tidur. Aku pasti keluar rumah duduk di depan rumah, abis itu aku melamun, merenung, ingat ayah, dan ingat semua kenangan bersama ayah. Terus aku nangis. Apalagi waktu itu lagi musim hujan, pas aku nangis kebetulan langitnya mendung, terus datang badai. Itu tu seolah-olah aku nangis, alam sekitar aku juga ikutan sedih. 


Tapi sekarang udah terbiasa, dan aku udah nggak secengeng dulu lagi. Kadang-kadang kangen juga sama ayah, tapi nangisnya udah bisa dikontrol. Kalo cuma kangen sepintas lalu, itu paling keluar air mata 4-5 teteslah (kayak pernah itung aja), intinya nangisnya sebentar aja. Tapi kalo kangen yang benar-benar nggak bisa ditahan mungkin air mata aku tu keluarnya 1 ember (boong tapi), pokoknya nangis lama sampe mataku bengkak dan malu kalo sampe ada yang liat mukaku.

Sekarang ayah udah tenang di alam sana, dan bukan waktunya lagi untuk menyesalkan kepergian. Mungkin aku belum sempat bikin ayah bangga dan belum sempat membahagiakan ayah terus-terusan aja ayah yang buat aku bahagia. Dan sekarang udah nggak ada hal yang bisa aku lakuin untuk ayah kecuali mendo'akan ayah. Dan bukan hal lain yang bisa aku lakuin untuk buat ayah bangga kecuali jadi anak yang soleha.

Semoga aku bisa menjadi anak yang soleha agar aku bisa menolong amalan ayahku aamiin.

Selasa, 11 April 2017

Gue Curhat, Sorry

Kalian pernah down banget gara-gara suatu hal yang nggak pernah kalian harapin ada di diri kalian. Sampe sampe gara-gara hal itu kalian minder banget dan udah kayak nggak punya semangat hidup lagi. Terus sekarang kalian udah mulai bisa lupain hal itu, kalian kayak menemukan semangat baru lagi di hidup kalian dan kalian mulai berusaha untuk meraih mimpi-mimpi kalian.

Tiba-tiba di suatu waktu di suatu ruangan rame (entah itu kelas atau arisan atau apapunlah) ada orang (yang nggak akrab sama kalian) malah nyebut-nyebut 'hal' yang kalian nggak suka itu walaupun itu becanda, tapi gara-gara hal itu kalian agak down lagi. Kesel? Sedih? Marah? Tapi kalian mencoba untuk nutupin semua hal itu, terus tiba-tiba kalian mulai diem dan malah ngerasa tempat kalian berada saat itu cuma bisingin telinga doang, berjam-jam kalian liat orang-orang pada ketawa kareana menurut mereka banyak hal lucu, tapi bagi diri kalian sendiri apanya yang lucu sih. hal nggak penting aja ketawa, pada lebay loe semua (dalam hati sih).


Dan saat loe keluar dari sana loe ngerasa kayak adem ayem tapi hati loe masih ngomel emang dia siapa sih? Berani-beraninya nyebutin 'hal' itu, loe udah susah payah bangun asa loe lagi, loe udah susah payah bangun kepercayaan diri loe kembali, malah hal yang bikin loe down itu disebut lagi.


Becanda? Iya kali becanda. Mau becanda juga kira-kira kali nong. Kita akrab juga kagak malah loe sebut-sebut seolah-olah kayak temen deket gue aja yang lagi becanda. Sahabat gue sendiri aja juga nggak begitu-gitu amat kayak loe.


Coba loe rasain rasanya ada diposisi gue, sampe-sampe gara-gara 'hal' ini lo pernah ngerasa perjalanan hidup loe tu nggak utuh dan loe ngerasa hidup ini nggak adil buat loe. Sampe sampe loe pernah marah sama Tuhan dan lingkungan sekitar loe. Padahal bukan salah mereka juga.


Tapi loe malah ngatain 'hal' itu di hadapan gue yang mana orang terdekat gue aja berusaha meninggi-ninggikan diri gue kembali biar gue kembali semangat dalam menjalani hidup gue. Keluarga gue aja berusaha banget muji-muji gue walaupun gue tau itu nggak sesuai kenyataannya. lah elu yang bukan siapa-siapanya gue, baru kenal juga malah ngatain 'hal' itu sama gue.

 


Senin, 10 April 2017

Pernah Nggak sih?

Pernah nggak sih kalian ngerasain dimana kalian udah buat rencana dan nyusun impian kalian sedetail mungkin tapi malah nggak kesampaian, semua mimpi kalian malah nggak sesuai kenyataan dan terkadang kalian merasa impian kalian malah diambil orang.

 

Pernah juga nggak sih kalian udah bikin target untuk semua impian kalian 'pokoknya usia segini harus jadi begini, tambah usia lagi harus jadi begitu, nanti harusbegini, begana, begono' dan kalian tulis semua impian itu entah di kertas, di hp, di laptop/komputer atau di memori otak kalian sendiri pokoknya dimanapun deh. Beberapa tahun kemudian kalian liat lagi semua impian kalian itu ternyata malah nggak sesuai target.

 

Kalian kesel banget semua impian kalian nggak terwujud, impian kalian di ambil orang, impian kalian nggak sesuai target. Terus kalian marah, kalian ungkit lagi mimpi yang pernah kalian rangkai itu.


"Padahal target gue pas SD bisa ikutan audisi Idola Cilik dan lolos terus gue jadi penyanyi cilik dan sampai sekarang gue masih tenar, target gue pas SMA bisa jadi juara umum 3 besar, gue jadi murid berprestasi, berbakat, sering ikut lomba segala macam, gue bisa lulus dengan nilai UN tertinggi murni, pas kuliah gue pengen masuk jurusan A di univ/institut A, dapet IPK coumlaude setiap semester, kuliah kurun waktu kurang dari 3 tahun, gue bisa jadi atlet terkenal, gue bisa jadi hafidzah dan keliling dunia dengan hafalan gue, gue bisa jadi pianis dan sebelum umur 25 bisa gabung sama Gita Bahana Nusantara, bisa ikutan Rising Star, Indonesian Idol, X-Factor terus jadi penyanyi terkenal, selesai S1 bisa langsung nyambung S2 di Harvard. But why didn't come true" Terus kalian bilang "hidup ini nggak adil buat gue.

 

Padahal tanpa kalian sadari bisa jadi memang kita yang masih banyak kekurangan dalam meraih semua impian itu, dan sebenarnya bukan impian kita yang diambil orang tapi setiap orang kan punya impian masing-masing dan diantara setiap impian manusia yang banyak itu pasti ada orang-orang yang kebetulan impiannya sama dengan kita. Dan bisa jadi orang yang kita anggap sudah mengambil impian kita itu memang lebih berhak dalam meraih impiannya. Bisa jadi dia lebih jago meminta kepada Yang Maha Mengabulkan, dan juga usahanya lebih besar dari apa yang kita lakukan.





Perlu diketahui aku buat postingan ini nggak bermaksud untuk menggurui siapa-siapa ataupun menjadi motivator dadakan. Aku buat postingan ini terkhusus buat diriku sendiri karena asa dan semangatku yang gampang banget naik turun apalagi disaat aku belum bisa meraih impian aku. Disaat aku menemukan inspirasi dan ada hal-hal yang membuat aku termotivasi secepat mungkin aku pengen berubah tapi disaat ada aja yang seakan meruntuhkan impianku baik secara langsung maupun nggak langsung semangatku malah mundur lagi. 

 

Well, malam sudah semakin larut, mata pun mulai kepengen merem, dan saatnya kita semua harus tidur biar besok bisa bangun subuh. 

 

Thanks buat yang udah mau mampir ke blog yang nggak penting ini atau mungkin kalian nyasar tapi thank you banget mudah-mudahan kalian tau jalan kembali. Semoga hari esok bisa menjadi lebih baik daripada hari ini buat kita semua.

Minggu, 02 April 2017

Akhirnya Aku Nulis

Hi para pembaca, ini adalah postingan pertamaku di blog. Sebenarnya sih blog ini bukan blog baru, blog ini udah dibuat sekitar tahun 2014. Tapi ya karena aku nggak sempat nulis makanya belum pernah post. Nggak sempatnya bukan lebih ke sibuk sih tapi keseringan  moodku yang nggak sempat (wkwk). Disaat aku lagi pengen nulis, semua ide udah ada di kepala dan ngebet banget pengen nulis tapi akunya lagi sibuk (ada kerjaan lain) nggak ada waktu luang, dan disaat aku lagi free (banyak waktu kosong/luang) akunya jadi males nulis.


Kadang aku tu suka malas memulai ngeblog dan sering banget nunda waktu, ntar aja ah, 2 jam lagi deh, jam sekian aja deh, besok aja deh, nanti aja pas libur aku bakalan sering nulis, kapan libur sih biar aku bisa banyak waktu untuk nulis. Tapi setelah dua jam kemudian, keesokan harinya, dan disaat libur telah tiba nggak pernah kesampaian untuk nulis, karena moodnya sering nggak tepat. So, hal itulah yang membuat aku nggak pernah jadi jadi untuk nulis di blog. Padahal pengen banget bisa konsisten untuk nulis di blog.


Sempat nulis tapi nggak langsung nulis di blog, nulisnya di ms word terus aku save niatnya sih pengen post kapan-kapan tapi sampai hari ini juga belum ke post, pernah juga nulis di blog langsung tapi masih di draft. Alhasil ini adalah postingan pertamaku. dan, akhirnya aku nulis di blog malam ini.


Mulai malam ini sih aku udah bertekad untuk nggak kebanyakan menunda hal-hal yang sering banget aku tunda termasuk nge-blog. Semoga bisa istiqamah, konsisten, dan berpendirian tetap (sama aja sih). 


So,cukup sekian untuk tulisan pertamaku di malam ini.

Semoga hari esok  kita semua lebih baik daripada hari ini. Aamiin.